Minggu, 04 November 2012

Satu Foto, Sejuta Makna

Oke, entri blog perdana biasanya memang suka bikin grogi. Bukan hanya karena menulis untuk konsumsi pribadi berbeda dengan ketika kita mulai menulis dengan pengetahuan bahwa tulisan ini akan dibaca oleh orang lain; selain itu blog tentang persiapan pernikahan sudah jamak. Kerjaan saya sejak dilamar di bulan Juni lalu adalah melihat-lihat blog-blog orang, dan tips-tips. Selain berbagi informasi, saya pikir membuat blog akan membantu sekali untuk proses memilah-milah apa saja yang harus dikerjakan. And trust me, it's a lot of things to do, apalagi kalau tunangannya bukan orang Indonesia.

But anyway, saya putuskan untuk langsung "take a plunge into the ocean" saja, dan menyasar ke salah satu pokok bahasan yang saya sukai: wedding photography. Saya dan Yang Tersayang (Yts) jadi sering rajin browsing untuk mencari production house yang tidak telalu jauh dari tempat tinggal di Solo. Agak jarang juga, tapi setelah mencari-cari nemu juga satu web yang portofolionya oke, Yellow Sunday. Yellow Sunday ini dikelola oleh Bimo Pakusadewa, yang beralamatkan di Jl. Puspowarno No. 42 Panularan Solo, Jawa Tengah. Saya sudah coba kirim email meminta price list, dan setelah dilihat, harganya terjangkau. Kemungkinan Desember nanti saya akan main-main ke sana. Berikut hasil jepretan Yellow Sunday :

Copyright: Yellow Sunday Photography
Copyright: Yellow Sunday Photography
Copyright: Yellow Sunday Photography
Untuk yang tinggal di ibukota, ada PH yang juga oke hasil jepretannya, hanya saja kemungkinan besar ditujukan untuk kalangan high end berbudget besar. Portofolio foto maupun video pernikahan bisa dilihat di The Photographwedding. Melihat profesionalitas yang ditampilkan, memang bisa diperkirakan kalau para pemakai jasa PH ini adalah mereka yang memang menginginkan foto-foto perkawinan eksklusif dan mewah. Berikut beberapa hasi jepretan The Photographwedding :

Copyright: The Photographwedding
Copyright: The Photographwedding
Biasanya sesi pemotretan terdiri dari dua tipe yaitu pre wedding dan the actual wedding itu sendiri. Sayang seribu sayang, saya dan Yts yang hanya bisa bertemu singkat, yaitu sepuluh hari pada saat pertunangan tidak sempat melakukan prosesi pre wedding. Saran untuk teman-teman yang hendak melangsungkan perkawinan beda bangsa, di mana waktu bertemu hanya singkat dan terbatas, maka rencanakanlah jauh-jauh hari.

Kenapa harus ada fotografi pernikahan yang oke? Sebab setelah pernikahan usai, maka album foto pernikahan itu akan terus dilihat hingga anak cucu kita nanti. Saya dan Yts sepakat bahwa kami ingin membuat album foto pernikahan yang berkesan dan akan membuat kami terkenang suatu saat nanti. Jadi album itu juga akan jadi saksi cinta kami berdua (ceileh). Apalagi buat kami yang pasangan beda bangsa, suku, negara, warna kulit, dll, adalah sangat penting, foto-foto ini menjadi sisi artistik penyatuan dua budaya.

Yang juga harus diperhatikan adalah tema. Baik untuk prewedding maupun pernikahan, foto-foto akan semakin terasa unik apabila terdapat suatu tema tersendiri. Apakah itu tema tradisional, modern, hip, romantic, dan sebagainya. Tentukan sebelum melakukan sesi pemotretan, dan lakukan komunikasi dengan fotografer atau PH. Sehingga mereka mendapatkan gambaran yang calon pengantin inginkan.

Good luck, and say cheese!