Minggu, 09 Desember 2012

Berburu Brokat Kebaya

Tanpa terasa sudah sebulan lebih berlalu sejak postingan terakhir. Hati ini terus mendorong agar segera dituliskan, postingan demi postingan tentang persiapan pernikahan calon pengantin. Selain agar ada sesuatu yang bisa dikenang dan dibaca-baca di kemudian hari, juga bisa sifatnya untuk mencari perhatian, procastinator checklist untuk melihat sejauh mana progress persiapan menuju pelaminan ini.

90 persen persiapan kain-kain untuk pembuatan kebaya para perempuan sudah dilakukan. Saya dan ibu hunting kain-kain ini di Beteng Trade Center . Ketika melihatnya pertama kali, saya langsung jatuh cinta dengan brokat warna pink salem yang kami dapat di toko Edit later kios Rindang (akhirnya plastiknya ketemu juga) yang beralamatkan di Beteng Plasa Los AJ 9, 10, 11 Solo; Telp (0271) 657293. Harganya Rp 125.000,- per meter. Sedikit lebih mahal dari kain lainnya, tapi sudah kadung jatuh cinta dengan warnanya itu. Kain terbeli lengkap dengan satin yang akan dipakai sebagai korset.

Copyright: http://nikahbedabangsa.blogspot.com/ ; 2012
Kebaya pink salem ini sangat cantik, saya beli sekitar 2 meter sesuai saran dari penjaga toko. Dan rencananya akan saya pakai untuk lamaran v.02. Pada bulan Juni 2012 lalu, saya sebenarnya sudah dilamar oleh Yts. Tapi karena waktu itu dia datang sendirian dan hanya ditemani oleh sahabat bapak yang berperan sebagai wali, rasanya kurang afdol. Mom-nya Yts, adik perempuannya, ipar, paman, bibi, dan kerabat lain akan hadir di Solo. Sehingga dirasa perlu lamaran tahap kedua, atau bisa dibilang perkenalan kedua keluarga dilakukan sebelum siraman dan midodareni keesokan harinya. Posisi kain : sudah ada di tukang jahit langganan Ibu. Saya membawa contoh model kebaya lama dengan kerah tinggi dan deret kancing panjang di belakang. Review hasil menyusul.

Yts akan hadir dengan memakai jas warna hitam dengan dasi pink? putih atau mungkin salem. Sementara saya akan berkebaya dengan sanggul modern. Sedang pikir-pikir model sanggul yang oke. Saya teringat satu model yang kepingin saya coba. Mungkin bisa cocok walau untuk yang berwajah bulat. Hanya saja lupa namanya. Dan setelah bersalto dan bereksperimen ria di Google, akhirnya ketemu juga namanya: upside-down bun; the inverted bun; flipped bun. Mirip-mirip gaya rambut Bella Swan ya :)

Flipped Bun, Copyright: http://www.everything-pretty.com/2011/08/inverted-bun.html

Ibu dan saya akhirnya nemu brokat warna hijau cerah yang cantik sekali, yang akan dipakai Ibu dan Mom-nya Yts pada saat siraman dan dodol dawet. Hijau segerrrr dan ayu. Harga sama dengan brokat salem, dan kebetulan dibeli di toko kios yang sama (mbaknya ramaaah sekali). Gambar kain ini udah saya tunjukkan Yts, dan dia bilang suka. Tapi rupanya kata Ibu, sebaiknya kain-kain itu tidak ditunjukkan ke calon pengantin pria. Barangkali ada sebab-sebab irasional yang juga bercampur mitos, tapi kalau ditelisik, mungkin yang ditakutkan orang-orang dulu itu "efek kejut" yang berkurang (ceileh, emang listrik, pakai mengejut), kalau Yts udah lihat bajunya duluan. Sebab yang diharapkan adalah agar si pengantin wanita bisa tampak manglingi dan memesona sang pujaan hati. Karena udah terlanjur, maka yang bisa diupload adalah dua gambar ini saja. Mister suka ngeliat blog ini juga, karenanya harus diamankan. Dan kain-kain seterusnya maupun proses fitting akan diambil dan dimuat berlaku surut nanti kalo udah menikah (hahaha).

Copyright: http://nikahbedabangsa.blogspot.com/ ; 2012
Perjuangan Ibu dan saya tidak hanya berhenti sampai di situ. Berikutnya kami menjelajah tingkat-tingkat BTC mencari seragam untuk keluarga, among tamu, Ibu dan Mom-nya Yts, adikku dan adik Yts. So far kita sudah mendapatkannya hingga 80%. Hanya kurang satu pasang lagi untuk adik-adik perempuan untuk resepsi, dan satu pasang untuk Ibu dan Mom pada saat malam midodareni.

Dan... sampai dua mingguan lalu saya belum mendapat kebaya yang pas untuk ijab, hingga akhirnya nasib membawa saya terdampar di Toko Spesial depan Pasar Legi (edit detail later)! Begitu naik lantai tiga, OMG, kain impian saya! Langsung tebus walaupun dengan harga yang cukup bikin merinding, Rp 500.000/ meter, saya keukeuh membelinya. Kain terbeli sepanjang 2,25 m sesuai saran penjaga toko, dan langsung saya larikan ke Agus Bridal yang beralamatkan di Jl. Kebangkitan Nasional 24, Solo dan nomor telepon: (0271) 739-138. Fyi, kain kebaya yang dijahitkan di sana memang lebih mahal, tapi dulu sudah pernah jahit baju kebaya untuk wisuda, dan hasilnya lovely. Kain-kain di Toko Spesial cenderung sedikit banyak high-end. (Note to self: beli kain di sana untuk seserahan.) Maka agak-agak takut juga kalau diberikan ke penjahit yang "asal". Mas Agus di Agus Bridal sangat membantu dan banyak kasih masukan.

Demikianlah hunting kain dengan Ibu. Segera, kami mendistribusikan kain-kain ke keluarga besar dan yang diserahi tugas. Pfffff... Semoga diberi kelancaran. Amiiin :-)

3 komentar:

  1. hmmm...penasaran nih kaka sama model kebayanya, pasti cantik deh kalo ngeliat bahan nya aja ky gt...

    BalasHapus
  2. Sangat menarik infonya, Kebaya itu memang banyak macamnya. sangat unik dan klasik

    BalasHapus